Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali melaju dengan kecepatan powerful dengan melaju di zona hijau. Melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) hingga meningkatnya ketegangan dalam perundingan gencatan senjata antara Rusia-Ukraina mendorong permintaan terhadap safe haven.
Pada perdagangan kemarin, Kamis (24/4/2025), harga emas dunia di pasar spot melesat 1,85% di level US$3.348,23 per troy ons. Penguatan tersebut berhasil mematahkan pelemahan harga emas selama dua hari beruntun dengan angka sampai -4%.
Pada perdagangan hari ini Jumat (25/4/2025) hingga pukul 06.29 WIB, harga emas dunia di pasar spot naik 0,18% di posisi US$3.354,04 per troy ons.
Harga emas menguat pada hari Kamis setelah jatuh pada sesi sebelumnya, dibantu oleh dolar yang melemah dan perburuan harga murah terhadap emas, sementara perhatian pasar juga tetap terfokus pada berita apa pun tentang hubungan perdagangan AS dengan China hingga perundingan gencatan senjata antara Rusia dengan Ukraina.
"Kenaikan harga emas hingga US$3.500 per troy ons sedikit berlebihan dan perlu sedikit kemunduran untuk dicerna. Emas tampaknya akan diperdagangkan secara sideways untuk beberapa sesi berikutnya, tetapi kita berada dalam pasar yang sedang naik sehingga penurunan yang signifikan pasti akan terjadi," ujar Tai Wong, pedagang logam independent.
Di pasar lain, saham bergerak dan rebound, sementara dolar kehilangan daya tarik karena investor mencoba memahami perubahan arah Trump. Dolar yang lebih lemah dan sentimen risk-off cenderung membuat emas batangan safe haven lebih menarik bagi investor.
Pada perdagangan Kamis (24/4/2025), indeks dolar AS melemah 0,47% di level 99,38. Pelemahan terjadi usai penguatan dua hari beruntun.
Sementara itu, China menyerukan agar semua tarif "unilateral" AS dibatalkan, dan mengklarifikasi bahwa mereka belum mengadakan pembicaraan dagang dengan Washington meskipun pemerintah AS berulang kali berkomentar bahwa telah ada keterlibatan.
Kabar lain, data menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran naik sedikit minggu lalu, yang menunjukkan pasar tenaga kerja tetap tangguh meskipun ekonomi semakin suram akibat tarif barang impor.
Selain itu, permintaan aset safe haven juga didorong oleh tanda-tanda meningkatnya ketegangan dalam perundingan gencatan senjata yang ditengahi AS atas Rusia dan Ukraina, terutama saat Moskow melancarkan serangan pesawat nirawak dan rudal yang mematikan ke Kyiv pada hari Rabu.
Hal ini terjadi saat Trump mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy atas keberatannya terhadap pendudukan Rusia di Krimea pada tahun 2014.
Wakil Presiden Trump, JD Vance, memperingatkan bahwa AS dapat keluar dari perundingan gencatan senjata, sementara beberapa pejabat tinggi AS menarik diri dari perundingan gencatan senjata di London minggu ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)