Jakarta -
Dalam serial TV The Last of Us, jamur mutan menyebar dengan cepat di antara manusia, mengubah mereka menjadi zombie.
Acara ini sebenarnya adalah fiksi ilmiah. Namun, sebuah studi baru dari para peneliti di Universitas Manchester telah menemukan risiko infeksi jamur di Eropa dan Asia telah meningkat seiring perubahan iklim.
Studi tersebut menemukan jamur aspergillus dapat menyebabkan infeksi otak pada manusia dan berakhir fatal, utamanya pada kelompok dengan imunitas tubuh lemah.
Infeksi jamur ditularkan melalui spora jamur di udara yang dihirup. Infeksi ini biasanya diatasi dengan pengobatan antijamur.
Bagaimana ancaman jamur tersebut dan seberapa bahaya? Berikut fakta-faktanya, dikutip dari Standard UK.
1. Jenis Jamur
Studi tersebut menemukan jika kita lebih bergantung pada bahan bakar fosil daripada energi bersih, kemungkinan akan terjadi penyebaran tiga patogen jamur yang signifikan yakni Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, dan Aspergillus niger.
"Perubahan faktor lingkungan, seperti kelembapan dan cuaca ekstrem, akan mengubah habitat dan mendorong adaptasi serta penyebaran jamur," kata Dr. Norman van Rhijn, peneliti evolusi mikroba dan penulis utama studi tersebut.
Jenis aspergillus diperkirakan akan menyebar luas dari Afrika dan Amerika Selatan ke Eropa dan Asia.
"Kita telah melihat munculnya jamur Candida auris karena meningkatnya suhu, tetapi, hingga saat ini, kita hanya memiliki sedikit informasi tentang bagaimana jamur lain dapat merespons perubahan lingkungan ini."
"Jamur relatif kurang diteliti dibandingkan dengan virus dan parasit, tetapi peta ini menunjukkan bahwa patogen jamur kemungkinan akan memengaruhi sebagian besar wilayah dunia di masa mendatang."
2. Total Kematian akibat Infeksi Jamur
Infeksi jamur invasif bukanlah hal baru. Ada lebih dari 200 spesies jamur yang diketahui dapat menyebabkan penyakit pada manusia, menyebabkan sekitar 2,5 juta kematian setiap tahun.
Namun, penelitian tersebut menemukan Aspergillus flavus, jamur tanah yang umum ditemukan dapat meningkat sekitar 16 persen, sehingga 1 juta orang lebih di Eropa berisiko terinfeksi.
Infeksi Aspergillus flavus memengaruhi sistem pernapasan dan dapat menginfeksi berbagai tanaman. Jamur ini resisten terhadap banyak pengobatan antijamur yang tersedia.
Aspergillus fumigatus, salah satu patogen jamur yang paling umum, dapat meningkat hingga 77,5 persen, yang menyebabkan 9 juta orang di Eropa terpapar.
Patogen yang resisten terhadap pengobatan ini memengaruhi paru-paru dan menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa pada manusia.
"Orang yang terinfeksi jamur ini 33 persen lebih mungkin meninggal," menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC).
3. Gejala Infeksi Jamur
Aspergillus adalah jamur umum yang dapat menyebabkan infeksi yang disebut Aspergillosis jika terhirup.
Infeksi ini jarang terjadi pada orang sehat tetapi dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat pada kelompok tertentu, seperti orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau penyakit paru-paru.
Gejala aspergillosis
- Batuk
- Sesak napas
- Hidung tersumbat
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Batuk berdarah
Ada sekitar 180 spesies Aspergillus tetapi kurang dari 40 yang diketahui menyebabkan infeksi pada manusia.
4. Mungkinkah Jadi Pandemi?
Infeksi jamur dapat menjadi perhatian khusus karena sering kali lebih sulit diobati.
Pada 2022, laporan Organisasi Kesehatan Dunia mencantumkan 19 jamur yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat, yang menunjukkan kurangnya fokus pada infeksi jamur telah mengakibatkan kesenjangan pengetahuan yang signifikan tentang pengobatan dan diagnostik.
Meskipun ada lebih banyak kematian yang terkait dengan bakteri superbug daripada jamur (4,7 juta berbanding 3,8 juta), hanya ada 17 obat antijamur yang tersedia dibandingkan dengan ratusan antibiotik untuk infeksi bakteri, menurut CDC.
Hal ini sebagian karena sulit untuk membunuh jamur tanpa membahayakan manusia pada saat yang bersamaan.
"Secara genetik, jamur lebih dekat hubungannya dengan manusia daripada dengan bakteri," jelas spesialis penyakit menular Dr. Neil Clancy, seorang profesor kedokteran dan direktur program mikologi di Universitas Pittsburgh, mengatakan kepada CNN.
"Jika mencoba membuat obat antijamur, harus menemukan target yang tidak akan membahayakan gen dan protein yang dimiliki manusia. Saat ini, obat yang kami gunakan untuk membunuh jamur bereaksi silang dengan baik dengan sel ginjal manusia, sehingga ada risiko berakhir dengan gagal ginjal," lanjutnya.
Meski begitu, pandemi seperti yang terjadi pada COVID-19 tidak mungkin terjadi, demikian keyakinan Norman van Rhijn. Sebab, kecil kemungkinan aspergillus akan menginfeksi seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh 'normal'.
Namun, ia mengatakan ada berbagai faktor predisposisi untuk infeksi jamur, yang mencakup semuanya mulai dari asma hingga menjadi perokok berat.
"Selama beberapa tahun terakhir, kami menyadari bahwa bahkan hal-hal seperti influenza yang parah dan COVID sebenarnya merupakan faktor predisposisi untuk mengembangkan infeksi jamur."
Selain itu, ia memperingatkan bahwa alam dan evolusi tidak dapat diprediksi sehingga ada kemungkinan yang sangat kecil bahwa jamur berevolusi untuk melewati sistem kekebalan tubuh kita.
NEXT: Cara Mencegah Infeksi Jamur
Untuk melindungi diri dari infeksi jamur yang disebabkan oleh Aspergillus, seseorang harus menghindari area dengan tingkat debu dan jamur yang tinggi, saran Dr. Bruno Silvester Lopes, dosen Mikrobiologi di Universitas Teesside, kepada The Standard.
Area seperti lokasi konstruksi, tumpukan kompos dengan bahan organik yang membusuk, tumpukan daun, dan area penyimpanan biji-bijian harus dihindari.
Ia menambahkan, mengenakan masker N95 di area berdebu dan menggunakan tindakan perlindungan saat berkebun juga dapat mengurangi risiko paparan.
Di rumah, sangat penting untuk memiliki ventilasi yang baik dan menggunakan dehumidifier jika memungkinkan, untuk menjaga kelembapan di bawah 50 persen dalam rumah.
"Beberapa spesies Aspergillus, seperti Aspergillus flavus dan Aspergillusniger, merupakan patogen bawaan makanan yang umum dan dapat menghasilkan racun. Oleh karena itu, makanan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan rempah-rempah harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering," katanya.
"Bagi individu dengan status kekebalan tubuh yang rendah, pemeriksaan rutin dapat dipertimbangkan jika risiko aspergillosis paru atau invasif sangat tinggi."