Jakarta - Banyak orang baru menyadari adanya fatty liver (perlemakan hati) setelah menjalani USG abdomen saat Medical Check-Up (MCU). Lemak tidak hanya menumpuk di bawah kulit yang menyebabkan kegemukan, tetapi juga dapat terkumpul di organ vital seperti hati, sehingga mengganggu fungsinya.
Kondisi fatty liver semakin sering ditemukan pada pasien dan telah menjadi salah satu penyakit hati yang umum selain hepatitis A, B, dan C. Kondisi ini dijelaskan oleh Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hati dan Saluran Cerna di Mayapada Hospital Surabaya dr Budi Widodo, SpPD, KGEH.
"Penyebab utama fatty liver adalah gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, diabetes, atau gangguan metabolisme lainnya. Selain itu, sindrom metabolik yang mencakup dislipidemia atau kelainan lemak darah, kolesterol, trigliserida, diabetes, dan obesitas juga berperan," ujar dr Budi, dalam keterangan tertulis, Senin (19/5/2025).
"Faktor lainnya bisa karena penggunaan obat jantung, kemoterapi, atau konsumsi obat tanpa arahan dokter," sambungnya.
Penyebab fatty liver terbagi menjadi dua jenis, yaitu Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD) dan yang paling banyak ditemukan di Indonesia, yaitu Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD). NAFLD umumnya dipengaruhi sindrom metabolik dan kondisi medis, seperti hiperglikemia, kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, hipertensi, hepatitis kronis, malnutrisi, penurunan berat badan drastis, serta penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang atau dengan dosis tinggi.
Pada tahap awal, fatty liver biasanya tidak bergejala. Namun, seiring perkembangannya, bisa muncul kelelahan berlebihan, mual, penurunan nafsu makan, serta nyeri di perut kanan atas.
Dalam tahap lanjut, kondisi ini dapat menyebabkan pembesaran hati, kulit dan mata menguning, serta gatal-gatal. Menurut Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hati dan Saluran Cerna di Mayapada Hospital Bogor dr Agus Taolin, SpPD, KGEH, FINASIM, fatty liver bisa berkembang menjadi peradangan hati (steatohepatitis) atau inflamasi sel hati bahkan kematian sel hati, dan akhirnya membentuk jaringan parut pada hati (fibrosis hati).
"Proses peradangan hati dapat berlanjut dalam kurun 10-20 tahun dan menjadi pengerasan serta pengecilan hati yang sering dikenal dengan istilah sirosis hati. Kelanjutannya akan membuat kerusakan hati permanen, tidak berfungsi dengan baik, bahkan berkembang menjadi kanker hati," ungkap dr Agus.
Menurut dr. Agus, fatty liver dapat segera terdeteksi melalui MCU rutin dengan pemeriksaan USG Abdomen, CT Scan, dan MRI Abdomen. Sedangkan, penanganan fatty liver disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya.
"Jika fatty liver disebabkan oleh sindrom metabolik, dokter biasanya akan menyarankan penurunan berat badan, kontrol kadar lemak dan gula darah, serta berhenti mengonsumsi alkohol. Kemudian, penting juga untuk menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur selama 30 menit sehari, dan mengonsumsi suplemen antioksidan terutama Vitamin E," jelas dr Agus.
Konsultasi lebih lanjut terkait keluhan dan penanganan fatty liver dapat dilakukan bersama tim dokter Gastrohepatology Center Mayapada Hospital seperti dr Budi, dr Agus, dan tim dokter lainnya yang berpengalaman menangani berbagai masalah pencernaan dan metabolisme tubuh. Layanan Gastrohepatology Center Mayapada Hospital juga dikenal dengan pelayanan yang komprehensif mulai dari deteksi, diagnosis dini, hingga pembedahan.
Pasien dapat membuat jadwal konsultasi dan pemeriksaan dengan mudah melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital. Bagi yang memiliki asuransi kesehatan, seperti Allianz, Mayapada Hospital memberi kemudahan layanan rawat jalan dan rawat inap secara non-tunai (cashless) bagi para nasabah di seluruh unit Mayapada Hospital.
Untuk memulai gaya hidup sehat dengan berolahraga, gunakan fitur Personal Health di MyCare untuk menghitung jumlah kalori terbakar, jumlah langkah kaki harian, menghitung detak jantung normal, serta indeks massa tubuh (BMI). Berbagai informasi seputar kesehatan dan layanan di Mayapada Hospital dapat diketahui di MyCare dalam fitur Health Articles & Tips.
Unduh MyCare di Google Play Store dan App Store untuk dapatkan bonus reward point saat registrasi pertama kali, yang bisa dipakai sebagai potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital.
(akn/ega)