Bisa Terjadi Saat Usia Dewasa, Bagaimana Cara Menangani Skoliosis?

1 week ago 22

Jakarta -

Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang dengan lengkungan tidak normal, seperti membentuk huruf 'C' atau 'S', yang biasanya dipengaruhi oleh jenis kelamin, faktor genetik, dan usia. Kondisi ini umumnya terdeteksi sejak masa kanak-kanak.

Namun, skoliosis juga dapat terjadi pada usia dewasa, baik akibat degeneratif (proses penuaan) maupun karena skoliosis yang tidak terdiagnosis atau tidak mendapatkan penanganan yang tepat sejak kecil, hingga akhirnya menimbulkan keluhan seiring bertambahnya usia. Penanganan skoliosis di usia dewasa sangat bergantung pada tingkat kelengkungan tulang belakang, yang ditentukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Dalam hal ini Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Tulang Belakang di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Starifulkani Arif, Sp.OT (K), FICS memberikan penjelasannya. Ia mengatakan pada kasus skoliosis ringan dengan tingkat kelengkungan di bawah 25 derajat, dokter akan melakukan observasi sebagai langkah penanganan utama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemeriksaan rutin dilakukan setiap 6 bulan, sementara rontgen lanjutan dilakukan setahun sekali untuk memastikan kelengkungan tidak bertambah parah, " ungkap dr. Starifulkani dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).

Pada skoliosis sedang dengan tingkat kelengkungan antara 25 hingga 45 derajat, penanganan dilakukan dengan alat penyangga (brace) yang bertujuan untuk mencegah kelengkungan semakin buruk dan mengurangi keluhan nyeri.

Selain itu, terapi fisik juga disarankan untuk memperkuat otot tulang belakang, melatih fleksibilitas, memperbaiki postur, dan meredakan nyeri. Terapi yang dilakukan meliputi peregangan, latihan penguatan otot inti, dan latihan fisik dengan beban rendah seperti berenang.

Sementara itu, pada skoliosis berat dengan kelengkungan lebih dari 45 derajat dapat ditangani dengan tindakan operasi spinal fusion.

"Operasi spinal fusion dilakukan untuk mengatur kembali dan menggabungkan tulang belakang agar menjadi satu tulang yang solid dan menghilangkan penekanan pada saraf," tambah dr. Starifulkani.

Lain halnya pada usia anak,skoliosis ringan biasanya tidak memerlukan penyangga atau pembedahan, namun memerlukan pantauan rutin untuk mendeteksi perubahan kelengkungan seiring pertumbuhan anak. Sedangkan penggunaan brace pada anak dengan tingkat skoliosis sedang, dapat dilakukan untuk mencegah keparahan dan mengurangi kelengkungan tulang belakang anak yang masih terus bertumbuh.

Skoliosis yang dialami setiap orang dewasa tidak selalu sama, ada beberapa jenis skoliosis yang dibedakan berdasarkan faktor penyebabnya. Lebih lanjut, Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Tulang Belakang di Mayapada Hospital Bandung, dr. Abdul Kadir Hadar, Sp.OT (K) memberikan penjabarannya.

"Skoliosis paling umum adalah skoliosis idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui, namun faktor keturunan diduga berperan. Lalu, skoliosis kongenital terjadi akibat kelainan sejak dalam kandungan, kemudian skoliosis neuromuskular disebabkan oleh gangguan saraf dan otot penyangga tulang belakang, seperti pada penderita cerebral palsy atau spina bifida. Skoliosis sindromik terkait dengan kelainan genetik, seperti Sindrom Marfan dan Sindrom Ehlers-Danlos," jelasnya.

Orang dewasa yang mengalami skoliosis dapat mengalami gejala keluhan seperti nyeri punggung, penonjolan otot atau tulang akibat rotasi tulang belakang, garis pinggang yang tidak sejajar, pinggul tampak tinggi sebelah, dan penurunan tinggi badan akibat perubahan postur. Dalam kasus yang parah, skoliosis dapat mengakibatkan kesulitan bernapas dan rasa kenyang lebih cepat karena perubahan pada volume rongga dada dan perut.

Cara yang paling tepat untuk mengatasi gejala dan menangani skoliosis harus dilakukan sesuai rekomendasi dokter spesialis ortopedi. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi seperti dr. Abdul Kadir, dr. Starifulkani, atau dokter spesialis ortopedi lainnya yang berpraktik di layanan Orthopedic Center Mayapada Hospital.

Layanan ini dikenal dengan perawatan yang komprehensif dan berstandar internasional untuk menangani berbagai kasus tulang, sendi, dan otot mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan dan terapi, hingga perawatan pasca-tindakan.Menjadwalkan layanan di Orthopedic Center Mayapada Hospital dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital.

Berbagai informasi terkait keberhasilan Orthopedic Center dalam menangani berbagai kasus ortopedi secara advanced juga bisa Anda baca lebih lanjut lewat fitur Health Articles & Tips di MyCare. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur Personal Health untuk membantu siapapun tetap bugar dengan memantau detak jantung, langkah kaki, jumlah kalori terbakar, hingga Body Mass Index (BMI).

Unduh MyCare di App Store atau Google Play Store dan nikmati bonus reward point saat registrasi pertama, yang bisa digunakan sebagai potongan harga layanan di seluruh unit Mayapada Hospital!

(anl/ega)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |