Wanita 24 Tahun Meninggal Dunia saat Ikut Kompetisi Olahraga di Suhu yang Panas

6 hours ago 2

Jakarta -

Seorang wanita berusia 24 tahun meninggal saat mengikuti kompetisi olahraga. Ia berkompetisi di Cholula Games, sebuah acara berlisensi CrossFit di San Andrés Cholula di Meksiko tenggara pada tanggal 2 Mei yang diadakan dalam suhu 96 Fahrenheit atau sekitar 35,5 derajat Celsius.

Selama lomba lari estafet atau Team Pyramid Run, wanita bernama Nayeli Clemente itu mulai merasa sulit bernapas dan pingsan. Tim medis langsung memberikan CPR darurat dan berhasil membuat kondisinya stabil sebelum ambulans tiba.

Namun, tidak lama sampai di rumah sakit, Clemente dinyatakan meninggal dunia. Tim medis mengungkapkan bahwa Clemente mengalami serangan jantung mendadak.

Selama serangan jantung, organ tersebut berhenti memompa darah. Dalam beberapa menit, organ-organ yang penting akan mulai kehilangan oksigen dan berisiko kematian.

Dikutip dari Daily Mail, para pejabat setempat belum menjelaskan apa yang menyebabkan serangan jantung tersebut. Tetapi, dapat diasumsikan bahwa Clemente meninggal karena melakukan latihan intens dalam suhu tinggi.

Dokter memperingatkan bahwa berolahraga dalam suhu yang terlalu panas dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Stres yang disebabkan oleh panas pada tubuh dapat memaksa sistem kardiovaskular, khususnya jantung untuk bekerja lebih keras untuk memompa darah ke permukaan kulit untuk pendinginan.

Dalam hal ini kondisi tersebut dapat menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit, yang dapat mengganggu fungsi jantung dan meningkatkan risiko kematian.

"Jika tubuh tidak dapat mendinginkan dirinya sendiri, yang terjadi adalah organ-organ tidak dapat berfungsi dengan baik," jelas Dr Hugh Shoff dari UofL Health Emergency Medicine.

"Jadi, Anda mulai menguapkan banyak air dari sistem tubuh, kemudian mengalami dehidrasi sehingga tubuh tidak dapat memompa banyak cairan. Dan akhirnya, akan melukai organ-organ," sambungnya.

Menurut sebuah studi tahun 2010, suhu 35 derajat Celsius dianggap sebagai batas atas untuk kelangsungan hidup manusia. Tubuh tidak dapat mendinginkan diri secara efektif melalui keringat dan menjadi rentan terhadap serangan jantung.

Pyramid Run dapat mendorong daya tahan tubuh dan kecepatan pelari karena pola lari serta istirahat mereka yang terstruktur. Tetapi, latihan ini dapat membuat sistem kardiovaskular dan otot bekerja lebih keras, yang menyebabkan kelelahan, keringat berlebih, dan kerusakan pada organ tubuh.

Menurut Dr Emil Hodzovic, seorang dokter dan pelatih kesehatan yang berbasis di Pittsburgh, disarankan untuk tidak melakukan latihan intens seperti CrossFit saat suhu yang terlalu panas.

"Jika Anda mengalami pusing, kulit panas atau merah, penglihatan kabur, kelelahan ekstrem, kelemahan, detak jantung berlebihan atau muntah, maka beristirahatlah di tempat teduh dan rehidrasi," jelas Dr Hodzovic.

"Jika gejalanya menetap, konsultasikan dengan tenaga medis profesional. Dan jangan lupa mengonsumsi minuman elektrolit sebelum dan sesudah olahraga untuk mengganti cairan yang hilang."

Laporan Penonton saat Kejadian

Menurut laporan pada acara Cholula Games, para penonton mengklaim bahwa tim medis lambat dalam menanggapi kondisi Clemente. Paramedis diduga mengalami masalah saat mengerahkan tandu dan alat oksigenasi dilaporkan tidak terhubung saat dibutuhkan.

Beberapa saksi juga mengklaim bahwa tidak ada cukup paramedis di lokasi untuk menangani acara tersebut, sehingga menyebabkan reaksi keras terhadap penyelenggara acara.

"Selama acara utama Olimpiade Cholula, seorang atlet mengalami komplikasi medis. Ia dirawat oleh tim medis acara tersebut dan dibawa dalam keadaan hidup ke rumah sakit swasta, di mana ia meninggal keesokan harinya," beber tim penyelenggara acara.

"Olimpiade Cholula terus berkomunikasi dengan keluarga atlet tersebut sejak insiden tersebut. Kami tetap berhubungan dengan mereka untuk memberi mereka semua dukungan yang mereka butuhkan selama masa sulit ini," pungkasnya.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |