Penyakit yang Bisa Muncul Akibat Obesitas, Mulai dari Sakit Jantung sampai Kanker

5 hours ago 1

Jakarta -

Obesitas terjadi ketika terdapat lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Pada dasarnya, obesitas terjadi saat seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang bisa digunakan tubuh.

Sayangnya, obesitas bisa berdampak pada kesehatan bahkan dapat menyebabkan kondisi medis yang serius. Berikut penyakit dan kondisi yang bisa muncul akibat obesitas.

Penyakit dan Kondisi yang Bisa Muncul Akibat Obesitas

Penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga osteoarthritis bisa terjadi karena obesitas. Begini penjelasannya.

1. Penyakit Jantung

Obesitas adalah faktor risiko untuk penyakit jantung. Kondisi ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, gagal jantung, dan aritmia. Dikutip dari laman WebMD, obesitas juga bisa meningkatkan risiko stroke dan kerusakan pembuluh darah di otak serta bisa menyebabkan demensia dan penyakit Alzheimer.

2. Diabetes Tipe 2

Dalam diabetes tipe 2, kadar gula darah tubuh terlalu tinggi. Pada kondisi tersebut, tubuh tidak bisa menangani insulin sebagaimana mestinya.

Seiring berjalannya waktu, tubuh mulai menolak insulin atau tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah cukup untuk mengendalikan kadar gula darah. Jika kadar gula darah tetap tinggi dalam jangka waktu lama, komplikasi lain bisa terjadi, seperti masalah penglihatan, infeksi, gagal jantung, dan penyakit ginjal kronis.

3. Kanker

Terdapat hubungan antara BMI dan risiko kanker tertentu, seperti kanker payudara, kanker kolorektal, kanker ginjal, kanker pankreas, dan kanker tiroid. Dikutip dari laman CDC, obesitas bisa menyebabkan peradangan jangka panjang dan kadar insulin hingga hormon seks yang lebih tinggi dari biasanya. Perubahan ini bisa menyebabkan kanker. Risiko kanker meningkat seiring bertambahnya berat badan seseorang dan semakin lama seseorang kelebihan berat badan.

4. Osteoartritis

Osteoartritis terjadi setelah jaringan yang melindungi tulang atau tulang rawan menipis seiring bertambahnya usia. Gejalanya adalah nyeri dan paling sering sering menyerang tulang belakang, lutut, tangan, dan pinggul.

Obesitas atau berat badan berlebih akan memberi tekanan lebih besar pada sendi-sendi yang menopang badan. Saat berat badan mulai turun, sendi-sendi hanya akan mengalami lebih sedikit tekanan.

5. Obstructive Sleep Apnea

Ketika mengalami obstructive sleep apnea, otot-otot di tenggorokan akan rileks saat seseorang tertidur. Kondisi tersebut menyebabkan jaringan di sekitarnya menekan tenggorokan dan menghalangi pergerakan udara. Obesitas menjadi satu faktor risiko terbesar untuk penyakit ini, di mana tubuh menahan lemak tubuh berlebih.

6. Batu Empedu

Kantung empedu menghasilkan empedu, cairan yang membantu memecah makanan yang dimakan. Terkadang, jika ada terlalu banyak kolesterol dalam empedu, empedu bisa mengeras dan membentuk batu yang menyakitkan.

Kelebihan berat badan atau obesitas lebih mungkin terkena batu empedu. Sebaliknya, menurunkan berat badan secara bertahap bisa membantu mencegah terbentuknya batu empedu. Tapi hati-hati, penurunan berat badan terlalu cepat justru bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini.

7. Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

Menurut Jurnal Mahasiswa Kedokteran berjudul Pengaruh Overweight dan Obesitas terhadap Siklus Menstruasi dari Universitas Muslim Indonesia, ada kaitan tentang siklus menstruasi dan obesitas. Dikatakan bahwa obesitas bisa mempengaruhi siklus menstruasi yang membuatnya memanjang, memendek, atau tidak mengalaminya selama beberapa bulan.

8. Perlemakan Hati

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, lemak berlebih yang beredar dalam darah akan menuju ke hati yang bertugas menyaring darah. Saat hati mulai menyimpan lemak berlebih, kondisi itu bisa menyebabkan peradangan hati kronis dan kerusakan hati jangka panjang.


(elk/kna)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |